Asrofi
Khoirul Huda, Wildan Manggara Hidayatullah, Dicky
Anggoro
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: asrofikh@gmail.com
|
Abstrak— Telah
dilakukan Percobaan
Penerapan
Metode Self-Potential untuk Mngetahui Anomali Bawah Tanah pada Area Depan
Gedung SCC ITS. yang bertujuan untuk mengetahui anomali lapisan
bawah tanah, mengetahui kegunaan dari metode Self-Potential, dan mengetahui prinsip kerja dari metode self-potential. Proses ini dimulai pada
tahap akuisisi data dengan menentukan 4 line
untuk 2 buah line melintang sepanjang 40 meter dan 2 line membujur sejauh 20
meter. Dua line tersebut sejajar, hanya saja berbeda letaknya sejauh 1
meter. Pengukuran dilakukan setiap satu
meter pada masing-masing lintasan. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan
1 set alat SP metode diantaranya, 6 buah porous pots, 6 kabel penjepit, 2 buah
palu geologi, 2 buah multimeter, 1 buah meteran panjang, dan larutan CuSO4.
Pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan Software Surfer 8. Hasil pengolahan data adalah berupa data kontur self potential dengan warna yang
berbeda, dimana setiap warna menggambarkan anomaly tertentu. Dari data hasil
percobaan, terlihat bahwa pada posisi x=697985
konduktivitasnya sangat tinggi. Hal ini kemungkinan karena adanya ion yang
menumpuk sehingga kemungkinan adanya air di dalam tanah. Kemungkinan hal ini
dikarenakan karena adanya kebocoran pipa di dalam tanah.
Kata Kunci— Anomali,
Line, Porous Pots, Self-Potential, Surfer
I. PENDAHULUAN
Tanah
indnesia yang subur salah satunya dipengaruhi oleh adanya kandungan air dalam
tanah yang banyak. Kandungan air ini, nantinya akan di manfaatkan tanaman untuk
berfotosintesis. Untuk mendeteksi kesuburan tanah inilah, digunakan salah satu
metode geofisika yaitu metode Self
Potential. Metode (Self Potential, SP) merupakan bentuk metode akuisisi
data Geofisika yang bermanfaat untuk dapat mengeksplorasi sumberdaya alam bawah
permukaan. Metode ini berdasarkan pada pengukuran potensial diri alami dalam
kerak bumi tanpa harus menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah, oleh karena
itulah, metode ini disebut sebagai metode pasif. Metode Potensial Diri dapat
digunakan untuk mendeteksi reservoir panas bumi, mineral logam, air bawah
tanah, sumber air dan sebagainya. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan
untuk mendeteksi rembesan limbah cair bawahpermukaan tanah (Sharma 1997).
Metode
Self Potential (SP) merupakan salah satu metode geofisika yang prinsip kerjanya
adalah mengukur tegangan statis alam (static natural voltage)
yang berada pada titik - titik di permukaan tanah. Metode Self Potential (SP)
merupakan metode dalam Geofisika yang paling sederhana dilakukan, karena hanya
memerlukan alat ukur tegangan yang peka dan dua elektroda khusus (Porous Pot
Electroda). Metode Self Potential merupakan metode pasif dalam bidang geofisika
karena untuk mendapatkan informasi bawah tanah melalui pengukuran tanpa
menginjeksi arus listrik melalui permukaan tanah (Revil 2013).
Potensial
alami didalam bumi terdiri dari dua komponen, antara lain komponen yang selalu
konstan dan tidak memiliki arah dengan komponen yang berubah-ubah terhadap
waktu. Komponen yang konstan disebabkan oleh proses elektrokimia yang terjadididalam
bumi sedangkan komponen yang berubah--ubah disebabkan oleh berbagai macam
proses yang menyebabkan adanya potensial dan arus bolak-balik yang diinduksikan
oleh petir dan perbedaan magnet bumi yang juga dipengaruhi oleh curah hujan
yang tinggi.potensial diri dipengaruhi oleh beberapa lain, namun yang paling
besar pengaruhnya adalah air tanah. Potensial air diproduksi oleh aliran air
tanah dengan berperan sebagai elektrolit dan pelarut dari mineral yang berbeda.
Ada tiga cara dalam mengkonduksikan listrik melalui batuan yaitu dengan cara
dielektrik, elektrolitik dan konduksi elektronik. Pertama dengan potensial
elektrokinetik, yang gerbentuk akibat pergerakan elektrolit melalui celah
berpori atau kapiler. Dalam metode ini, potensial diukur sepanjang kapiler.
Potensial yang dihasilkan dikelompokkan sebagai electrofiltration
electrochemical dan streaming potential. Menurut hukum Helmhotz, aliran listrik
terjadi karena gradient hidrolik dan kuantitas(kopling elektrofiltrasi) yang
merepresentasikan sifat fisis dan kelistrikan dari elektrolit dan dari jaringan
melalui medium elektrolit yang terlewati. Potensial akan cenderung meningkat
dengan arah aliran air sebagai muatan
listrik yang mengalir pada arah yang berkebalikan. Dengan konsntrasi muatan
negative sulit mengalir dan dapat menghasilkan anomali SP pada ketinggian
topografi (Hamzah, Joko and Wahyudi 2008).
Yang
kedua yaitu potensial elektrokimia, perubahan potensial difusi secara transien
dapat mencapai diatas nilai puluhan mV. Hal ini terjadi akibat pergerakan
mobilitas dari elektrolit-elektrolit yang memiliki perbedaan konsentrasi pada
air tanah potensial Nernst terjadi ketika perbedaan potensial diantara kedua
lektroda yang dicelupkan pada larutan homogen dimana konsentrasi larutan
tersebut berbeda-beda. Potensial elektrokimia dipengaruhi oleh temperature dan
konsentrasi. Temperature dan konsentrasi yang tinggi akan membuat nilai
potensial membesar maka dari itu pengukuran potensial diri sngat penting dalam
eksplorasi sumber-sumber geothermal, dimana temperature benar-benar memiliki
elevasi dan konsentrasi garam di dalam air tanah sangat tinggi. Selain itu ada
pula potensial mineralisasi yang memilikiorde dari ratusan mV sampai dengan
ribuan mV. Potensial mineralisasi terjadi manakala dua elektroda logam yang
berbeda dicelupkan pada larutan yang homogen sehingga timbul beda potensial
diantara kedua elektroda (Sudirhanto 2007).
Potensial
diri, umumnya berhubungan dengan pelapisan tubuh mineral sulfide(wheathering of sulphide mineral body),
perubahan dalam sifat-sifat batuan(kandungan mineral) pada daerah-daerah kontak
geologi, aktivitas bioelektrik dari material organic, korosi, perbedaan suhu,
dan tekanan pada fluida di bawah permukaan dan fenomena-fenomena alam lainya (Applied
Geophysics 1990).
Potensial
diri menggunakan tegangan statis alam yang terdapat di permukaan bumi, yang
diakibatkan proses mekanik dan elektrokimia di bawah permukaan. Pada dasarnya
potensial diri merupakan tegangan listrik searah (DC) yang terjadi di permukaan
bumi yang bervariasi secara lambat.Kemunculan potensial diri terkait dengan
pelapukan batuan/mineral, variasi mineral di dalam batuan, aktivitas biolistrik
bahan organik, gradien tekanan dan temperatur pada permukaan cairan, serta
gejala alam lainnya. Pada proses mekanik dihasilkan potensial difusi (liquid-junction),
potensial shale dan potensial mineralisasi (Raharjo and Sehah 2011).
Gambar 1.1. Mekanisme Polarisasi Mineral
Pada
mulanya metode Potensial Diri digunakan untuk menentukan daerah yang mengandung
mineral logam.Selanjutnya metode ini digunakan untuk mencari mineral logam yang
terkait dengan sulfida, grafit, dan megnetit.Berdasarkan hal ini, para ahli
geofisika mengungkapkan mekanisme potensial diri pada daerah mineral.Mekanisme
polarisasi listrik spontan pada daerah mineral dapat dipahami dari teori
dikembangkan oleh Sato dan Mooney pada tahun 1960.Mereka
mengatakan bahwa di dalam tubuh mineral terjadi reaksi setengah sel
elektrokimia, dimana anodanya berada di bawah permukaan air tana.Pada anoda
terjadi reaksi oksidasi sehingga anoda merupakan sumber arus sulfida yang
berada di bawah tanah.Sulfida mengalami oksidasi dan reduksi yang akibat reaksi
H2O dan O2 di dalam tanah (Raharjo and
Sehah 2011).
Apabila
sebuah elektroda ditancapkan ke tanah, maka resultan gaya elektrokimia pada
bidang kontak antara elektroda dengan ion dalam akan membentuk potensial palsu (spurious)
meski tidak ada arus yang melaluinya. Potensial palsu ini mempunyai nilai
berbeda-beda bergantung dari waktu pengambilan data, dan tempat pengambilan
data, sehingga faktor koreksinya akan sangat sulit untuk di cari. Konsenkuensinya
diperlukan yang bersifat non polarisasi, sehingga nilai potensialnya tidak
dipengaruhi oleh arus yang melewatinya.Elektroda semacam ini dapat didesain
dari logam penghantar yang dicelupkan ke dalam larutan jenuhnya, misalnya logam
Cu dalam larutan CuSO4, logam Zn dalam larutan ZnSO4 dan sebagainya.Logam dan
larutan tersebut dikemas dalam sebuah container berbentuk pot berpori (porous
pot).Penggunaan pot berpori dimaksudkan agar larutan dapat merembes secara
perlahan sehingga membuat kontak dengan tanah (Telford and Geldart 1990).
Pada
suatu wilayah daerah yang banyak mengandung mineral, potensial kontak
elektrolit dan potensial elektrokimia sering muncul dan dapat di ukur di
permukaan dimana mineral itu berada. Potensial kontak elektrolitdapat
dihasilkan bila ada dua macam logam dimasukan ke dalam suatu larutan homogeny.
Potensial yang dihasilkan oleh dua macam proses terjadinya potensial itu
disebut sebagai potensial mineralisasi. Besarnya nilai mineralisasi ini kurang
dari 100 mV. Prinsip dasar dari jenis metode self potensial ini adalah
pengukuran tegangan statis alam (Static
Natura Voltage) pada permukaan tanah. Metode ini digunakan para ahli untuk
mencari suatu daerah yang dapat menghasilkan mineral dan logam. Dengan metode
ini, sudah banyak suatu tempat yang diketahui mengandung mineral dan logam,
misalnya mineral (Telford and Geldart 1990)
II. METODOLOGI PERCOBAAN
Dalam
melakukan akuisisi data percobaan Penerapan
Metode Self-Potential untuk Mngetahui Anomali Bawah Tanah pada Area Depan
Gedung SCC ITS ini,
digunakan alat dan bahan seperti satu buah GPS, satu buah meteran, tiga buah palu geologi, enam
buah porous pots, 6 buah kabel, larutan CuSo4dan tiga buah
multimeter. Percobaan Penerapan Metode
Self-Potential untuk Mngetahui Anomali Bawah Tanah pada Area Depan Gedung SCC
ITS ini,
bertujuan untuk
untuk mengetahui anomali lapisan bawah tanah, mengetahui kegunaan dari metode Self-Potential, dan juga mengetahui
prinsip kerja dari metode Self-potential.
Langkah pertama percobaan yang dilakukan untuk pengambilan data adalah ditentukan
lokasi untuk pengambilan data yang terletak di samping gedung SCC ITS atau
samping Bank BNI ITS, berikut lokasinya berdasarkan google Map dan lintasan
yang digunakan untuk pengambilan data
Gambar 2.1 Area observasi
Keterangan:
BIRU Lintasan 1
MERAH Lintasan 2
Setelah
lokasi ditentukan, dilanjutkan membuat pola lintasan pengambilan data. Sebanyak
4 lintasan yang sejajar yaitu 2 lintasan
sejajar 40 meter. Lintasan data harus sejajar, dan di usahakan lurus hal
inii berhubungan dengan pengambilan data yang akan mengguunakan gps untuk
menentukan (nilai x,y). Selanjutnya, menentukan Base yang ditanami 2 buah
porous pots dengan jarak 2 meter antar porous pots dan berjarak 2 meter dari
pannjang lintasan yang ditentukan. Setelah itu, porous pots yang digunakan
sebagai base tadi di catat nilai beda potensialnya setiap 5 menit. Selanjutnya,
dilakukan pengambilan data pada setiap lintasan. Pada lintasan yang pertama dan
kedua, dilakukan penggalian tanah untuk menanam porous pots yang berpindah
setelah pengambilan data. Lalu di tuangkan CuSo4 ke porous pots. Lalu
pada tiap lintasan dilakukan pengambilan data yang dengan menggunakan GPS untuk
mencatat nilai koordinat x dan y di tiap titik setiap 2 meter. Langkah
selanjutnya dilakukan penanaman porouspot dan dihitung beda potensial dengan
menggunakan multimeter yang disediakan. Saat penanaman porouspot di usahakan
porous pots tetap diam dengan cara tanah dibuat padat,. Data yang didapat
berupa besar beda potensial. Perlakukan
tersebut berlaku untuk lintasan kedua
Setelah
pengambilan data di lapangan selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
mengolah data yang telah di catat untuk di salin di excel. Selanjutnya data
tersebut di lakukan pengolahan menggunakan Software pengolah data bernama Surfer8. Software tersebut berfungsi
untuk mengolah data secara kualitatif yang berupa angka-angka untuk di ubah
dalam bentuk gambar anomaly anomaly.Selanjutnya, dari anomaly tersebut dibuat
visualisasi sedemikian rupa, sehingga dapat dibedakan anomaly-anomali yang ada
di dalam tanah.Ham ini akan mempermudah proses identifikasi anomaly yang berada
di dalam tanah.
Gambar 2.2 Flow chart langkah kerja
III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan Penerapan Metode
Self-Potential untuk Mngetahui Anomali Bawah Tanah pada Area Depan Gedung SCC
ITS yang telah
dilakukan, didapat gambar kontur tanah sebagai berikut :
Gambar
3.1 Kontur tanah berdarkan data potensialnya
Percobaan ini dilakukan di salah satu tempat di
ITS. Tepatnya di samping barat gedung SCC. Letak tempat percobann secara jelas
ditunjukan di gambar 2.1. Pada gambar tersebut, terlihat dua line dibuat saling
sejajar satu sama lainya. Masing-masinbg ine mempunyai panjang 40 meter. Metode
pengambilan data pada metode self-potential ini adalah metode fix base. Pada
metode ini, digunakan dua titik referensi yang akan di ukur beda potensianya
setiap lima menit. Pada saat yang bersamaan, dilakukan pengukuran beda
potensial di setiap posisi dalam line dengan cara menentukan koordinat
pengukuran dengan menggunakan gps. Pada gps, di catat posisi x dan posisi y dan
waktu pengukuran. Waktu pengukuran di sini haus di ubah satuanya dalam satuan
jam. Lalu, data yang sudah di dapat di olah dengan menggunakan software surfer
8. Surfer, merupakan software yang digunakan untuk menampilkan kontur sehingga
di dapat tampilan pada gambar 3.1. Gambar 3.1. menggambarkan anomaly tanah
dengan panjjang 40 meter dan lebar 2meter. Hal ini sesuai dengan lintasan
pengukuran Dalam pengukuran digunakan line sepanjang 40 meter, dan jarak antara
dua lintasan adalah 2 meter. Pada gambar 3.1, terlihat erdapat nilai variasi petensial
yang sangat berfariasi. Dari gambar tersebut dapat diketahui jika pada lintasan
yang diteliti, nilai potensial tanahnya bervariasi, pada posisi x=69780
berkisar antara -30 sampai 65. Warna-warna yang berbeda pada gambar 3.1
menunjukan nilai potensial pada lapangan yang diteliti. Semakin besar nilai potensial,
maka nilainya akan semakin tinggi. Hal yang sama juga berlaku, semakin kecil
nilai potensialnya, maka angka yang ditunjukan juga semakin kecil. Angka paling
besar ditunjukan dengan warna putih dengan nilai 85. Sedangkan niai terkecil
adalah -40 yang dilambangkan dengan warna ungu. Pada line pertama daerah memiliki potensial tertinggi
pada posisi 9194490 hingga 9194495. Sedangkan daerah dengan potensialnya paling
rendah berada pada rentang 9194520. pada posisi x=697985 daerah dengan
konduktivitas tertinggi berada pada y=9194490 sampai 9194495 dengan nilai potensial
sebesar 80 yang dilambangkan dengan warna putih. Begitu juga pada x=967990
nilai potensial tertinggi 45 pada koordinat y=9194490 dan nilai potensial
terendah adalah –35 pada koordinat y=9194500.
Potensial tanah dipengaruhi oleh kandungan ion-ion
dalam tanah. Semakin banyak ion yang mengalir di dalam tanh, maka akan
menimbulkan aliran ion. Aliran ion ini, maka akan menimbulkan arus listrik yang
akan menimbulkan nilai beda potensial alami yang akan dicari niainya dengan
metode ini. Olehkarena itulah, kelembaban tanah yang mempengaruhi kandungan ion
akan mempengaruhi hasil pengukurn, Hal ini sejalan dengan letak matahari di
atas bumi sehingga waktu pengambilan data harus diperhatikan dalam melakukan
pengukuran.
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
ini, di antaranya adalah palu geologi, porous spots, meteran gulung,
multimeter, gps, kabel, dan larutan CuSo4. Palu geologi digunakan
untuk menggalih lubang pada tanah yang akan ditanami porous spots. Meteran
gulung digunakan untuk mengukur tanah yang akan digunaan untuk pengukuran. GPS
digunakan untuk mengetahui tititk yang akan digunakan untuk mengukur. CuSo4
digunakan sebagai larutan yang akan berinteraksi dengan tanah sebagai
penyetabil yang akan menghasilkan proses elektrokimia sehingga beda potensial
tanah bisa terbaca. Porous pots digunakan sebagai tempat untuk larutan CuSo4.
Multimeter digunakan untuk mengukur beda potensial dalam tanah yang bisa di
deteksi dengan electrode pada porous pots. Sedangkan untuk menghubungkan
electrode dengan multimeter, digunakan kabel.
Percobaan dimulai dengan menyiapkan alat dan
bahan di lab geofisika di G401. Alat disiapkan dengan mencoba gps, menambahkan CuSo4
cair ke porous pots, dan menentukan jumlah alat yang digunakan. Selanjutnya
alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke spot penelitian di samping SCC.
Setelah itu, dibuat empat line dimana masing-masing terdiri dari dua line
melintang dan dua line membujur. Masing-masing line, dilubangi setiap satu
meter dengan menggunakan palu geologi. Tujuan proses pelubangan ini adalah
sebagai tempat untuk menaruh porous spot. Dengan adanaya pelubangan ini, maka
bagian bawah porous pots yang berpori akan memudahkan interaksi antara CuSo4 dengan tanah. Selain berinteraksi dengan tanah, CuSo4 juga berinteraksi dengan elektrode pada
porous pots. Pada setiap interaksi dengan tanah maupun dengan porous pots, CuSo4 melakukan pertukaran ion. Pertukaran ion
inilah yang mengakibatkan aliran ion dalam tanah bisa terdeteksi dan
menimbulkan beda potensial. Beda potensial ini, nantinya akan terbaca pada
multimeter. Beda potensial tanah untuk jarak 20 cm biasanya tidak sampai 0,1
mili volt.
Dalam pengukuran dengan menggunakan metode ini,
banyak sekali faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran. Kita tahu bahwa beda
potensial alami timbul akibat adanya aliran ion alami. Oleh karena itulah,
nilai hasil pengukuran sangat bergantung pada aliran ion alami yang ada pada
tempat dilakukanya pengukuran. Aliran ion alami dipengaruhi oleh faktor
kelembaban udara, waktu pengukuran, letak geologis bumi, dan adanya tekanan.
Aliran ion alami dipengaruhi oleh waktu pengukuran. Hal ini dikarenakan adanya
gerak semu matahari yang terbit di ufukk timur dan terbenam di ufuk barat yang
bergantung waktu. Adanya matahari memungkinkan adanya perubahan suhu dalam
tanah dan mengakibatkan terjadinya peruahan kelembaban pada tanah. Sedangkan
tanah yang lembab mempunyai kandungan ionyang lebih banyak daripada tanah yang
kering. Sehingga tanah yang lembab mempunyai nilai beda potensial alami yang kecil
akibat nilai resistivitas yang besar. Hal ini bisa diketahui karena semakin
besar konduktivitas, maka resistivitasnya semakin kecil. Hal ini pula yang
menyebabkan nilai beda potensial juga semakin kecil. Oleh karena itu,
pengukuran diwaktu pagi akan menghasilkan nilai yang lebih kecil daripada
pengukuran yang dilakukan pada siang hari yang panas. Letak geologis bumi
terhadap adanya aliran ion berhubungan dengan adanya aliran air di sungai
maupun di bawah tanah dekat dengan daerah tempat dilakukanya pengukuran. Daerah
seperti ini biasanya akan mempunyai aliran ion yang lebih cepat, sehingga nilai
beda potensialnya kecil karena resistivitasnya semmakin kecil. Letak geologis
bumi yang lain adalah berhubungan dengan adanya panas bumi. Daerah tempat
adanya panas bumi mempunyai tekanan yang
besar. Hal ini, akan mengakibatkan adanya aliran fluida yang mengalir dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Adanya aliran fluida ini,
otomatis akan mengakibatkan adanya aliran ion dan akan menghasilkan proses
seperti sebelumnya. Aliran fluida ini biasanya berupa gas panas bumi yang
terkadang bisa menyembur sampai ke permukaan bumi atau sumber air panas yang
biasanya digunakan sebagai tempat pemandian air panas.
IV. KESIMPULAN
Dari percobaan Metode
Self-Potential (SP) untuk mengetahui
Anomali bawah tanah pada area Lapangan samping gedung SCC ITS, telah
didapatkan kesimpulan bahwa, potensial
alami tanah di lapangan damping SCC tidak merata. Potensial alami tertinggi berada di koordinat x=697988 dan
y=9194493 dengan nilai potensial alami mencapai 85. Kemungkinan di koordinat
ini resistivitas tanahnya besar dan aliran ion di daerah ini lambat. Sedangkan potensial terendah berada di
koordinat x=697978, y=9194520; x=697983, y=9194513; x=697988, y=9194502; x=697992,
y=9194498; dengan nilai potensial yang
sama, yaitu -40. Kemungkinan hal ini karena pada koordinat ini bagian tanahnya mengandung
banyak ion sehingga konduktivitasnya besar dan resistivitasnya besar. Interpretasi
bawah tanah di daerah ini kemungkinan karena adanya kubangan air atau fluida
dengan jumlah ion yang banyak.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan ijin atas berlangsungnya
pelaksanaan praktikum ini,
kepada asisten Fisika
Laboratorium pada
percobaan ini yaitu Wildan
Manggara Hidayatullah yang telah membantu baik sebelum praktikum, saat praktikum, dan setelah
praktikum. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada anggota
kelompok atas kerja samanya dalam melaksanakan percobaan ini sehingga terlaksananya praktikum dengan lancar
DAFTAR PUSTAKA
Applied Geophysics. New York: Cambidge University Press, 1990.
Hamzah,
M., S. Joko, and S. Wahyudi. Deteksi Aliran Air Dalam Media Pemodelan Fisis
dengan Metode Self PPotential. UGM Lab Geofisika MIPA: Yokyakarta, 2008.
Raharjo,
and S. A. Sehah. Survey Metode Self Potensial Menggunakan Elektroda Pot Berpori
untuk Mendeteksi Aliran Fluida Panas Bawah Permukaan di Kawasan Batu Raden
Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. -: Berkala Fisika Flux, 2011.
Revil,
Andre. The Self Potential Method. USA: Cambridge University, 2013.
Sato,
and Money. The Electrochemical Mecanism of Sulphida Self Potential.
Geophysics, Vol.XXV, p. 226-246, 1960.
Sharma,
P. V. Enviromental and Geophysics. New York: Cambridge University Press,
1997.
Sudirhanto.
Metode Potensial. Universitas Lampung, 2007.
Telford,
W., and L. Geldart. Applied Geophysics. London: Cambridge University,
1990.