Senin, 28 September 2015

Latian membuat line tracer



Pada postingan kali ini saya akan menawarkan tips jitu dalam belajar. Disela-sela kesibukan kuliah yang begitu padat, kadang sistem THE POWER OF KEPEPET, atau sistemm deadline bisa menjadi cara jitu dalam belajar. Di postingan kali ini akan saya jelaskan tips jitu dalam belajar membuat robot sederhana line follower.

Cara mudah dalam mempelajarinya adalah dengan menjawab pertanyaan berikut. Jawabanya akan saya jelaskan di postingan selanjutnya
 
1. Gambar rangkaian line tracer 
2. sebutkan bagian" inti linetracer (sensor, komparator, driver) 
3. Bagaimana prinsip kerja sensor, apa yang terjadi jika dioda/photodioda terpasang terbalik 
4. Apa yang terjadi jika LED dihubungkan dengan ground 
5. Berapa tegangan referensi maksimum LM 324

Kamis, 24 September 2015

Fisika Klasik Sebagai Teori Awal Sebelum Teori Fisika Kuantum

Dalam ilmu fisika, tingkat tertinggi dalam mempelajari fisika adalah Fisika Kuantum. Dalam bahasan mengenai fisika kuantum, terdapat kejadian-kejadian yang menyebabkan munculnya teori kuantum . Teori Kuantum dalam Fisika dikenal sebagai ilmu Fisika Modern. Sebelum hal itu muncul terdapat Fisika Klasik yang berkembang sampai abad ke Sembilan belas. Dalam kajian Fisika Klasik, dikenal dua cabang utama, yaitu Mekanika Klasik Newtonian dan teori medan elektromagnetiki maxwellian. Atau bisa juga dikatakan partikel sebagai satu kesatuan. Mekanika klasik dicirikan dengan kehadiran partikel yang terkurung dalam suatu ruang. Terkurung yang dimaksud disini adalah adanya batas yang jelas antara materi dan lingkungan dalam artian sesuatu di luar materi tersebut. Sedangkan teori Medan Elektromagnetik dicirikan sebaai kuantitas suatu medan yang dihasilkan dari suatu gelombang yang menyebar dalam suatu ruang. Medan tersebut tersebar menyerupai kabut di dalam suatu ruangan dengan ketebalan yang berbeda-beda dan menipis hingga akhirnya benar-benar lenyap. Batas antara ruang yang bermedan dan ruang tak bermedan bersifat kabur atau tidak jelas

Senin, 21 September 2015

PERANCANGAN ROBOT LINE FOLLOWER

BAB III
PERANCANGAN ROBOT LINE FOLLOWER

3.1   Alat dan Bahan
3.1.1          Alat
Peralatan yang digunakan dalam perancangan robot line follower adalah sebagai berikut
Ø  Solder
Ø  Tang(Penjepit)
Ø  Sedotan Timah
Ø  Avometer
Ø  Bor
Ø  Tang Potng Timah
3.1.2          Bahan
Bahan yang digunakan dalam perancangan robot line follower adalah sebagai berikut
Ø  Photodiode
Ø  Resistor
Ø  Variable resistor(trimpot)
Ø  Pinhead 2 pin
Ø  IC LM339
Ø  Transistor BD139
Ø  Transistor BD140
Ø  LED
Ø  LED super Bright
Ø  Motor DSC 5V
Ø  Gear Box
Ø  Tempat Baterai
Ø  Roda bebas(Wheel)
3.2   Metode Perancangan
Metode perancangan robot dilakukan secara bertahap. Tahapan tersebut di antaranya adalah perancangan sensor, kotrol analog, driver motor DC, dan penyempurnaan bodi robot. Perancangan sensor menggunakan photodiode dan LED. Perancangan control analog menggunakan IC LM339. Sedangkan penyempurnaan bodi robot dilakukan dengan menyempurnakan mekanik robot.
3.2.1             Tahap Perancangan robot
A.      Tahap Perancangan Sensor
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan system sensor yang dimiliki oleh robot line follower. Sistem sensor yang digunakan menggunakan photodiode dan LED yang terangkai sesuai gambar 3.1, yaitu skematik sensor line follower yang terdiri dari LED, resistor, dan photodiode. Photodiode disini digunakan sebagai komponen pendeteksi ada atau tidaknya cahaya yang dapat digunakan sebagai sebuah alat ukur yang dapat mendeteksi intensitas cahaya. Photodiode mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward bias, kita bisa memanfaatkan photodiode ini pada kondisi reverse bias dimana resistansi dari photodiode ini akan turunn seiring dengan intensitas cahaya yang masuk.
Gambar 3.1. Skematik system sensor
Jika photodiode tidak terkena cahaya, maka tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian pembanding. Jika photodiode terkena cahaya maka photodiode akan bersifat sebagai tegangan sehingga VCC pada photodiode photodiode tersusun seri, akibatnya terdapat arus yang mengalir ke rangkaian pembanding. Untuk memastikan bahwa sensor telah bekerja dengan baik, maka dibuat rangkaian sebagai berikut
1.       Chek tegangan yang diperlihatkan voltmeter saat LED dan phototransistor diletakan berhadapan dengan :
-          Lantai/dasar warna putih atau cerah
-          Lantai/dasar warna hitam atau gelap
2.       Jika terdapat tegangan yang cukup besar, maka rangkaian sensor anda sudah benar
Sedangkan peletakan sensor yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2. Bentuk Morfologi pemasangan sensor.
B.      Tahap Perancangan Kontrol Analog
Apabila perancangan sensor telah sempurna, maka dilanjutkan dengan perancangan rangkaian control. Rangkaian control yang digunakan seperti pada gambar 3.3, yaitu rangkaian Op-Amp. Rangkaian tersebut adalah rangkaian komparator yang berguna untuk mengolah tegangan yang telah dibaca oleh sensor.

Gambar 3.3. Rangkaian control
Prinsip kerja rangkaian kontrol ini adalah mengolah tegangan yang ditentukan dengan menentukan tegangan referensinya dengan mengatur variable resistor(VR) sebagai tegangan pembanding. Jika tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian ini dari rangkaian sensor maka tegangan masukan untuk rangkaian ini adalahh 0 Volt.
C.      Tahap Perancangan Driver Motor DC
Driver motor berfungsi sebagai peranti yang bertugas untuk menjalankan motor baik mngatur arah putar maupun kecepatan putar. Driver Motor dibagi 3, yaitu :
1.       Driver kontrol tegangan
Pada Driver kontrol tegangan, kecepatan dari putaran motor di atur langsung dengan level tegangan.
2.       Driver PWM
Dengan kontrol PWM, kita dapat mengatur kecepatan motor dengan memberikan pulsa dengan frekuensi yang tetap pada motor. Sedangkan kecepatan motor di atur dengan duty cycle dari pulsa yang diberikan
3.       Driver H Bridge
Driver tipe H atau yang biasa disebut H bridge digyunakan untuk mengontrol putaran motor yang dapat di ataur arah putaranya. Arah putaran dibedakan menjadi dua, yaitu CW(searah jarum jam) dan CCW(berlawanan arah jarum jam). Driver ini, pada dasarnya menggunakan 4 buah transistoruntuk switching(saklar) dari putaran motor dan secara bergantian untuk membalik poaritas dari motor. Bentuk dari H bridge secara umum ditunjukan gambar berikut.
Gambar 3.4. RaGambar 3.3. Rangkaian Driver motor DC
D.      Tahap Perancangan Mekanik Robot
Chasis(badan) dibuat dengan bahan acrylic untuk mempermudah design dan penempatan dari komponen yang dipasang. Yang perlu diperhatikan disini adalah ukuran ketebalan dari bahan acrylic yang dihubungan dengan beban dari komponen yang akan diletakan pada chasis. Mekanik yang digunakan disini menggunakan dua buah motor sebagai penggerak robot dan sebuah roda bebas di depan.

Gambar 3.5. Bentuk tubuh robot.

Gambar 3.6 Bentuk tunuh robot.


Gambar 3.7. Rangkaian skematik sensor keseluruhan

Sabtu, 19 September 2015

Membuat sensor suhu dengan arduino dan tampilan LCD

Apabila di postingan sebelumnya sudah dijelaskan bagaimana cara menggunakan arduino dengan LM35, maka kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan LM35 dimana hasilnya nanti akan ditampilkan di LCD. Rangkaian yang dugunakan adalah sebagai berikut

Rangkaian di atas menggunakan arduino uno, lcd 16*2, dioda, resistor, project board, dan kabel jumper. UNtuk lebih jelas bisa di lihat dalam gambar berikut


Sedangkan cooding arduino yang digunakan adalah sebagai berikut

/* Keterangan skema:
 * Sambungkan LCD RS pin ke pin 12 Arduino
 * Sambungkan LCD enable pin ke pin 11 Arduino
 * Sambungkan LCD pins D4 s.d D7 ke pin 5 s.d 2 Arduino
 * Sambungkan LCD +5 dan ground ke pin +5V dan ground Arduino
 * Sambungkan LCD Vo pin ke potensiometer. Guna potensiometer ini adalah untuk mengatur kontras LCD
 * Sambungkan IC LM35 bagian output (Kaki tengah) ke pin A0 (Analog input pin 0) Arduino
 * Pin 13 arduino sebagai output, jika temp >=30 derajat Pin 13 logik 1 
 */

// Program demo LCD

// Gunakan library LCD
#include "LiquidCrystal.h";

// Inisialisasi LCD dan menentukan pin yang dipakai
LiquidCrystal lcd(12, 11, 5, 4, 3, 2);
// deklarasi variabel
float tempC;
int tempPin = 0;

void setup() {
  pinMode(13,OUTPUT);
  // Serial.begin(9600);
  // Set jumlah kolom dan baris LCD
  lcd.begin(16, 2);
  // Tulis Temperatur di LCD
  lcd.print("Temperatur:");
}

void loop() {
  // Set cursor ke kolom 0 dan baris 1
  // Catatan: Baris dan kolom diawali dengan 0
  lcd.setCursor(0, 1);
  // baca data dari sensor
  tempC = analogRead(tempPin);
  // konversi analog ke suhu
  tempC = (5.0 * tempC * 100.0)/1024.0;
  // tampilkan ke LCD
  lcd.print(tempC);
  // Serial.println(tempC);
  if(tempC>=30) //jika temperatur >=30 derajat
    digitalWrite(13,HIGH);
  else digitalWrite(13,LOW);
  delay(2000); // berhenti 2 detik untuk menunggu perubahan temperatur

Membuat sensor suhu dengan arduino

Pada postingan kali ini saya akan menjelaskan cara membuat sensor suhu dengan arduino uno. Sensor suhu yang paling umum digunakan adalah LM35. LM35 dapat memberi rangsangan pada tegangan seiring dengan perubahan suhu secara linier. Sensor ini mempunyai dua kaki. Dua kaki digunakan sebagai penghubung input tegangan dengan arduino


untuk rangkaian seperti gambar di atas, maka cooding yang digunakan adalah sebagai berikut

Now make your own temperature sensor by Arduino and LM35 Sensor
You required following parts
1-ARDUINO BOARD ANY VERSION
2-LM35 TEMPERATURE SENSOR
3-USB CABLE
4-COMPUTER WITH ARDUINO SOFTWERE

MAKE THE CONNECTION AS SHOWN IN IMAGE AND  UPLOAD THE FOLLOWING CODE ON ARDUINO BOARD.




int val;
int tempPin = 1;

void setup()
{
  Serial.begin(9600);
}
void loop()
{
  val = analogRead(tempPin);
  float mv = ( val/1024.0)*5000;
  float cel = mv/10;
  float farh = (cel*9)/5 + 32;

  Serial.print("TEMPRATURE = ");
  Serial.print(cel);
  Serial.print("*C");
  Serial.println();
  delay(1000);

/*  uncomment this to get temperature in farenhite
  Serial.print("TEMPRATURE = ");
  Serial.print(farh);
  Serial.print("*F");
  Serial.println();


*/
}




/*---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
here is another  code for trial version
float temp;
int tempPin = 1;

void setup()
{
  Serial.begin(9600);
}

void loop()
{
  temp = analogRead(tempPin);
  temp = temp * 0.48828125;
  Serial.print("TEMPRATURE = ");
  Serial.print(temp);
  Serial.print("*C");
  Serial.println();
  delay(1000);
}


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------*/

Kamis, 17 September 2015

Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff (E1)



Asrofi Khoirul Huda
Jurusan Fisika, Fakultas
MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: asrofikh@gmail
.com


Abstrak Telah dilakukan Percobaan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff. Percobaan ini bertujuan mempelajari hubungan antara arus (I), tegangan (V), dan resistansi (R) secara teori dan eksperiman dengan Hukum Ohm dan membuktikan Hukum Kirchoff dengan membandingkan tegangan yang diperoleh melalui eksperimen dan teori. Hukum Ohm menjelaskan bahwa arus yang mengalir melalui suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan dan berbanding terbalik dengan hambatan yang berada dalam rangkaian tersebut. Hukum Kirchoff ada dua, yaitu Hukum Kirchoff tentang Tegangan (KVL) dan Hukum Kirchoff tentang arus (KCL). Ketiga hukum tersebut menjadi acuan dasar dalam menyusun ragkaian listrik di berbagai alat elektronika. Percobaan ini dilakukan dalam dua langkah. Langkah  pertama adalah untuk membuktikan Hukum Ohm dengan cara eksperimen dan teori. Dalam percobaan secara eksperimen digunakan Volt Ohm Multimeter (VOM) untuk megukur komponen elektronika yang digunakan. Pada percobaan ini digunakan variasi tegangan 6V, 9V, dan 22V, serta menggunakan variasi hambatan 1k Ω dan 10k Ω. Pada langkah kedua, dilakukan percobaan untuk membuktikan Hukum Kirchoff. Percobaan pada langkah ini dilakukan dengan cara eksperimen dan dengan menggunakan Software Proteus. Pada langkah ini digunakan variasi tegangan 6V, 9V, dan 22V. Sedangkan hambatan yang digunakan adalah 1 Ω, 15 Ω, 4,7 Ω, dan 6,8 Ω.

Kata Kunci Hukum Ohm, Hukum Kirchof tentang arus(KCL), dan Hukum Kirchoff tentang tegangan (KVL)

Cara Mengolah Citra Digital HSI ke RGB






Jika di postingan sebelumnya kita belajar cara merubah gambar RGB ke HSI, maka pada postingan kali ini kita akan membahas bagaimana cara merubah citra digital tipe HSI ke tipe RGB. Apilkasi atau software yang digunakan adalah Mathlab. Berikut adalah cooding yang digunakan

function rgb = hsi2rgb(hsi)
%HSI2RGB Converts an HSI image to RGB.
%   RGB = HSI2RGB(HSI) converts an HSI image to RGB, where HSI is
%   assumed to be of class double with:  
%     hsi(:, :, 1) = hue image, assumed to be in the range
%                    [0, 1] by having been divided by 2*pi.
%     hsi(:, :, 2) = saturation image, in the range [0, 1].
%     hsi(:, :, 3) = intensity image, in the range [0, 1].
%
%   The components of the output image are:
%     rgb(:, :, 1) = red.
%     rgb(:, :, 2) = green.
%     rgb(:, :, 3) = blue.

%   Copyright 2002-2004 R. C. Gonzalez, R. E. Woods, & S. L. Eddins
%   Digital Image Processing Using MATLAB, Prentice-Hall, 2004
%   $Revision: 1.5 $  $Date: 2003/10/13 01:01:06 $

% Extract the individual HSI component images.
H = hsi(:, :, 1) * 2 * pi;
S = hsi(:, :, 2);
I = hsi(:, :, 3);

% Implement the conversion equations.
R = zeros(size(hsi, 1), size(hsi, 2));
G = zeros(size(hsi, 1), size(hsi, 2));
B = zeros(size(hsi, 1), size(hsi, 2));

% RG sector (0 <= H < 2*pi/3).
idx = find( (0 <= H) & (H < 2*pi/3));
B(idx) = I(idx) .* (1 - S(idx));
R(idx) = I(idx) .* (1 + S(idx) .* cos(H(idx)) ./ ...
                                          cos(pi/3 - H(idx)));
G(idx) = 3*I(idx) - (R(idx) + B(idx));

% BG sector (2*pi/3 <= H < 4*pi/3).
idx = find( (2*pi/3 <= H) & (H < 4*pi/3) );
R(idx) = I(idx) .* (1 - S(idx));
G(idx) = I(idx) .* (1 + S(idx) .* cos(H(idx) - 2*pi/3) ./ ...
                    cos(pi - H(idx)));
B(idx) = 3*I(idx) - (R(idx) + G(idx));

% BR sector.
idx = find( (4*pi/3 <= H) & (H <= 2*pi));
G(idx) = I(idx) .* (1 - S(idx));
B(idx) = I(idx) .* (1 + S(idx) .* cos(H(idx) - 4*pi/3) ./ ...
                                           cos(5*pi/3 - H(idx)));
R(idx) = 3*I(idx) - (G(idx) + B(idx));

% Combine all three results into an RGB image.  Clip to [0, 1] to
% compensate for floating-point arithmetic rounding effects.
rgb = cat(3, R, G, B);
rgb = max(min(rgb, 1), 0); 
 
atau bisa juga dengan mengunjungi laman di sini 

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons