Jumat, 11 Desember 2015

Analisa Kekerasan Bahan dengan Metode Citra Spekel


Abstrak—Telah dilakukan percobaan Analisa Kekerasan Bahan dengan Metode Citra Spekel dengan tujuan untuk membandingkan kekerasan beberapa amplas mesh dan kertas HVS dengan tisu melalui metode pencitraan spekel. Bahan uji kekerasan pada percobaan ini adalah amplas 240 mesh, 500 mesh, 1000 mesh, mesh 200, kertas HVS, dan tisu. Sedangkan sudut polarisator yang digunakan adalah 00, 300, 600, dan 900. Pada percobaan ini, cahaya laser He-Ne dilewatkan melalui polarisator dan mengenai bahan uji. Pola hamburan cahaya laser setelah mengenai bahan uji, lalu di tangkap web cam dan dilakukan analisa dengan software image j untuk memperoleh sudut deviasi pada percobaan. Gambar yang ditangkap oleh web cam adalah pola spekel dari pemantulan cahaya laser yang merambat lurus melalui polarisator dang mengenai bahan uji. Pemantulan cahaya laser dari bahan uji ini dipengaruhi oleh nilai kekerasan suatu bahan uji yang di akibatkan adanya interferensi cahaya pantul akibat frekuensi yang sama, sedangkan amplitudo dan fasenya berbeda. Data hasil percobaan ini adalah nilai sudut deviasi dan mean. Selanjutnya, data ini digunakan untuk menentukan nilai kontras. Nilai kontras, berbanding terbalik dengan nilai kekerasan suatu bahan uji. Hasi percobaan menunjukan bahwa kekerasan dari semua bahan uji dari nilai terbesar adalah amplas mesh 240, amplas mesh 500, amplas mesh 1000, amplas mesh 2000, kertas HVS, dan tisu.

Praktikum ini sebenarnya sangat unik. Praktikum ini sama dengan praktiku optika modern, yaitu mempelajari gejala cahaya seperti pemantulan, polarissasi, interferensi, dan lainya. Perbedaanya terletak pada tujuan, yaitu menganalisa kekerasan material. Over all, praktikum ini sangat menyenangkan. Laporan resmi bisa di download disini

Penerapan Spin Coating untuk Pembuatan Lapisan Tipis dengan MMA


Abstrak—Telah dilakukan percobaan Penerapan Spin Coating untuk Pembuatan Lapisan Tipis dengan MMA dengan tujuan untuk membuat dan memahami lapisan tipis pada material Methyle Methacrylate (MMA). Material Methyl Methacrylate (MMA) di letakkan diatas substrat kaca, dimana terdapat empat buah kaca preparat dengan  perlakuan pemberian kecepatan berbeda yakni sebesar 1000rpm, 1500rpm, 2000rpm, dan tanpa perlakuan. Kaca preparat diamplas terlebih dahulu  dan dicuci dengan alkohol agar steril.  Setiap substrat kaca diberi tiga tetes material MMA di ujung kanan, tengah dan ujung kiri, lalu diputar selama 90 detik. Setelah itu didapatkan hasil berupa lapisan tipis. Lapisan tipis tersebut, diamati dengan mikroskop kemudian shot hasilnya dengan software super eyes. Prinsip kerja yang diterapkan pada percobaan ini adalah viskositas dan  kecepatan putaran yang mempengaruhi gaya sentrifulgal. Tebal lapisan dengan variasi kecepat putar yakni, sebesar 1,96233 mm  untuk kecepatan 1000rpm dan 1,34867 mm untuk kecepatan 1500 rpm dan 0,78223 untuk 2000 rpm. 

Sebenarnya, penggunnaan lapisan tipis sangat cocok digunakan di era modern ini. Aplikasi ppenggunaanya di antaranya adalah penggunaan fiber optik sebagai perangkat transfer data suer cepat di berbagai operator sekarang ini. Praktikum ini berjalan alot dan lama. Selebihnya dijelaskan disini

Analisa Antena Patch dengan Pola Radiasi Antena


Abstrak—Telah dilakukan  percobaan Analisa Antena Patch dengan Pola Radiasi Antena dengan tujuan untuk menentukan pola radiasi antenna patch dalam skala logaritmit dan linier, memahami sifat-sifat dan prinsip dari antenna dan memahami jenis-jenis pola radiasi antenna. Untuk melakukan percobaan ini, erlebih dahulu dirangkai alat seperti antena CPWF patch, network analyzer, kabel port, dan papan lingkaran penunjuk sudut. Lalu, dilakukan pengamatan dari 0o dengan 360o dengan selisih 5o setiap variasi sudut. Dari asil percobaan ini, diperleh frekuensi dan intensitas radian. Dari hasil percobaan ini dapat ditentukan grafik hubungan sudut dengan intensitas linier dimana  pola radiasi yang pada percobaan ini adalah omnidirectional yaitu gelombangnya bergerak kesegala arah yang ditujukkan pada grafik hubungan sudut dengan intensitas radian sedangkan  unidirectional mensinyalkan ke suatu daerah saja, yang ditunjukkan hubungan sudut dengan intensitas linier. Dari percobaan ini diketahui bahwa antenna dapat menerima dan memancarkan sinyal. Prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang elektromagnetik yang diubah menjadi energy listrik dan sebaliknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Data
Berdasarkan  percobaan  Analisa Antena Patch dengan Pola Radiasi Antena yang telah dilakukan didapatkan data berupa nilai frekuensi dan intensitas radian sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil frekuensi dan intensitas radian antena
Sudut Putar (áµ’)
f1 (MHz)
I1 (dBm)
0
512.5
30.01
5
560.5
24.84
10
577
23.04
15
545.5
25.51
20
560.5
25.82
25
560.5
25.94
30
544
27.63
35
560.5
28.09
40
560.5
24.72
45
545.5
25.84
50
545.5
26.11
55
545.5
27.09
60
577
26.64
65
545.5
27.15
70
704.5
27.16
75
767.5
30.09
80
577
30.44
85
577
30.49
90
577
31.68
95
577
31.01
100
545.5
30.55
105
545.5
27.33
110
544
27.74
115
560
24.46
120
544
21.77
125
545.5
29.33
130
544
26.17
135
545.5
25.17
140
545.5
22.81
145
560.5
27.84
150
545.5
30
155
544
23.83
160
544
26.39
165
545.5
24.57
170
545.5
24.51
175
544
22.54
180
545.5
23.84
185
545.5
32.04
190
545.5
30.91
195
544
24.82
200
544
22.81
205
544
17.45
210
560
19.63
215
560
19.6
220
545.5
22
225
545.5
27.5
230
545.5
27.85
235
560.5
20.62
240
560.5
22.04
245
560.5
19.13
250
560.5
19.42
255
560.5
21.2
260
560.5
20.82
265
704.5
27.71
270
560.5
22.76
275
560.5
24.31
280
560.5
22
285
560.5
23.15
290
560.5
20.74
295
560.5
20.84
300
544
19
305
560
20.7
310
560.4
22.35
315
544
19
320
544
26.83
325
545.2
24.4
330
581
20.92
335
544
26.42
340
704.5
26.11
345
544
29.5
350
545.5
23.86
355
704.5
30.51
360
704.5
28.87


B.    Perhitungan
Dari  hasil data pada percobaan yang disajikan dalam tabel 1, dilakukan perhitungan besar intensitas linear dapat dengan menggunakan persamaan (4), sehingga dapat dihasilkan data sebagai berikut
Tabel 2 Hasil Perhitungan Intensitas Linear
Sudut Putar (áµ’)
I1 (dBm)
I1 (linier)
0
17.45
1002.305
5
19
304.789
10
19
201.372
15
19.13
355.631
20
19.42
381.944
25
19.6
392.645
30
19.63
579.429
35
20.62
644.169
40
20.7
296.483
45
20.74
383.7072455
50
20.82
408.3193863
55
20.84
511.6818355
60
20.92
461.3175746
65
21.2
518.8000389
70
21.77
519.9959965
75
22
1020.939484
80
22
1106.623784
85
22.04
1119.437883
90
22.35
1472.312502
95
22.54
1261.827535
100
22.76
1135.010816
105
22.81
540.7543229
110
22.81
594.2921586
115
23.04
279.2543841
120
23.15
150.3141966
125
23.83
857.0378452
130
23.84
413.9996748
135
23.86
328.8516309
140
24.31
190.9853259
145
24.4
608.1350013
150
24.46
1000
155
24.51
241.5460834
160
24.57
435.5118737
165
24.72
286.417797
170
24.82
282.4879975
175
24.84
179.4733627
180
25.17
242.1029047
185
25.51
1599.558029
190
25.82
1233.104833
195
25.84
303.3891184
200
25.94
190.9853259
205
26.11
55.59042573
210
26.11
91.83325965
215
26.17
91.20108394
220
26.39
158.4893192
225
26.42
562.3413252
230
26.64
609.5368972
235
26.83
115.3453258
240
27.09
159.9558029
245
27.15
81.84647881
250
27.16
87.49837752
255
27.33
131.8256739
260
27.5
120.7813835
265
27.63
590.2010802
270
27.71
188.7991349
275
27.74
269.7739432
280
27.84
158.4893192
285
27.85
206.5380156
290
28.09
118.5768748
295
28.87
121.338885
300
29.33
79.43282347
305
29.5
117.4897555
310
30
171.7908387
315
30.01
79.43282347
320
30.09
481.9477976
325
30.44
275.4228703
330
30.49
123.5947433
335
30.51
438.5306978
340
30.55
408.3193863
345
30.91
891.2509381
350
31.01
243.2204009
355
31.68
1124.604974
360
32.04
770.9034691

C.                  Pembahasan
Percobaan Analisa Antena Patch dengan Pola Radiasi Antena ini, menggunakan jenis antena mikrostrip dengan patch berbentuk segiempat. Percobaan mengamati pola radiasi dari antena mikrostrip tersebut. Pola radiasi merupakan   gambaran sifat-sifat  radiasi  (medan  jauh)  oleh  suatu antena. Pola radiasi di akibatkan oleh  arus listrik dalam  suatu  kawat yang  selalu  dikelilingi oleh medan magnetis. Arus listrik bolak balik (alternating current) menyebabkan muatan muatan listrik bebas dalam kawat memperoleh percepatan, sehingga timbul suatu medan elektromagnetik bolak balik yang akan berjalan menjauhi antena dalam bentuk gelombang  elektromagnetik  sehingga mengakibatkan terbentumknya  medan elektromagnetik.
Berdasarkan  tabel hasil di atas, diketahui bahwa frekuensi yang dapat diterima oleh antena patch dalam percobaan ini mempunyai batas sebesar 100 MHz – 850 MHz dengan sudut putar sebesar 00 hingga 3600 dengan selisih tiap variasi sudut yang diamati sebesar 5o. Dari pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa frekuensi yang dihasilkan adalah 17,45 sampai dengan 32,04 dBm. Sedangkan intensitas linier yang dihasilkan adalah 55,6 hingga 1869,57. Dari tabel 2, diketahui bahwa dalam pengukuran intensitas maupun frekuensi yang tertera pada network analyzer menunjukan bahwa frekuensi tidak dipengaruhi oleh sudut putar antena yang diberikan saat percobaan. Tetapi sudut putar antena yang diberikan saat melakukan percobaan ini mempengaruhi besar intensitas yang dihasilkan oleh antena patch.
Dari pengamatan grafik pada gambar 6 dan gambar 7 diatas diketahui bahwa antenna mikrostrip yang digunakan dalam percobaan ini memiliki pola radiasi omnidirectional atau kesemua arah. Hal ini ditunjukkan dengan pola intensitas radiasi pada grafik yang menyebar kesegala arah. Dari grafik pada gambar 6 dan gambar 7 diketahui pula bahwa intensitas radiasi antenna secara linier dan radian berbanding lurus dimana hal tersebut terlihat dari pola persebaran intensitas  pada grafik yang hampir sama. Return Loss ialah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return Loss digambarkan dengan peningkatan amplitudo dari gelombang yang direfleksikan (V0-) dibanding dengan gelombang yang dikirim (V0+). Return Loss dapat terjadi karena adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedansi masukan beban (antena). Pada rangkaian gelombang mikro yang memiliki diskontinuitas (mismatched), besarnya return loss bervariasi dan bergantung pada frekuensi. Besarnya nilai return loss berdampak pada bandwidth radiasi dari antenna menjadi lebih sempit sehingga daya pancaran radiasi antenannya juga semakin kecil. Return loss yang besar dan bandwidth yang sempit adalah salah satu karakteristik dari antena mikrostrip.
Gambar 6. Grafik hubungan sudut dengan intensitas linier antenna CPWF patch

Gambar 7. Grafik hubungan sudut dengan intensitas radian CPWF patch

 Grafik hubungan sudut dengan intensitas linier yang dihasilkan yaitu grafik tipe unidirectional dimana pola radiasi antena ini  mensinyalkan ke suatu daerah saja(unidirectional). Dari grafik hubungan sudut dengan intensitas radian diperoleh hasil grafik 7 yang menunnjukan bahwa antena yang digunakan merupakan antena  tipe omnidirectional yaitu gelombangnya bergerak kesegala arah yang dapat diamati dengan menggunakan perputaran sudut antena 00 sampai 3600 dengan selisih 5o. Sehingga pada grafik tersebut dapat terlihat bahwa perputaraan sudut tangkapnya tidak seluruhnya sempurna yang bisa diakibatkan oleh beberapa faktor seperti adanya benda logam disekitar alat  tersebut. Benda logam sangat mempengaruhi kinerja antena pada saat pelaksanaann percobaan ini karena sifat logam itu sendiri adalah penghantar gelombang elektromagnetik yang baik.
Pada pelaksanaan percobaan Analisa Antena Patch dengan Pola Radiasi Antena diusuhakan supaya tidak mendekatkan bahan-bahan logam karena akan menyebabkan terjadinya ketidakstabilan frekuensi yang terukur oleh network analyzer. Selain faktor yang logam, juga terdapat faktor lain seperti sinyal dari alat elektronik yaitu,  jam dan handphone yang bisa mengganggu gelombang elektromagnetik ketika memancarkan gelombang ataupun menerima gelombang elektromagnetik dan sinyal pada saat pengambilan data percobaan.
Pada percobaan Analisa Antena Patch dengan Pola Radiasi Antena ini, intensitas radian yang tertara pada layar network analyzer yang bernilai negatif (-) tetapi saat melakukan perhitungan untuk  nilai intensitas linier bernilai negatif. Hal ini tidak berpengaruh terhadap hasil perhitungan. Hal ini disebabkan karena tanda negatif ini menunjukkan arah dari medan elektromagnetik yang diterima atau dipancarkan oleh antena.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dan pembahasan, disimpulkan bahwa pola radiasi yang diperoleh pada percobaan Analisa Antena Patch dengan Pola Radiasi Antena ini adalah omnidirectional yaitu gelombangnya bergerak kesegala arah yang ditunjukkan pada grafik hubungan sudut dengan intensitas radian dan unidirectional mensinyalkan ke suatu daerah saja, yang ditunjukkan hubungan sudut dengan intensitas linier. Dari percobaan ini diketahui bahwa antena dapat menerima dan memancarkan sinyal. Prinsip yang digunakan pada adalah prinsip gelombang elektromagnetik yang di ubah menjadi energy listrik dan sebaliknya.

Ini adalah salah satu bidang praktikum optik yang menurut saya paling rumit. Bukan rumit konsep kerja atau materi praktikumnya, tapi tata cara mengikuti praktikumnya :-(
Untuk link laporan resmi selengkapnya, klik disini

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons